rss

Budaya Minta Maaf Dalam Keluarga

Posted by Kebudayaan - Budaya






Hal yang paling mulia kita lakukan adalah meminta maaf ketika kita salah, memberi maaf ketika disalahkan. Kadang hal ini sulit dilakukan, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa meminta dan memberi maaf, tetapi bagi mereka yang terbiasa, hal ini menjadi sebuah tradisi dalam kehidupan, apalagi dalam ruang lingkup kekeluargaan.



Budayakan Meminta dan Memberi Maaf
Bicara soal keluarga, mungkin sampai hari kiamat pun tidak akan habis, tetapi bukan pekerjaan utama kita membicarakan soal kelurga. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan kesatuan kecil yang terdiri dari ibu, ayah, dan anak, serta disusul dengan yang lainnya sebagai pengapit dan pelengkap, misalnya, mertua, kakek, nenek, paman, bibi, ponakan, sepupu, dan sebagainya.

Kesatuan kecil ini, sering timbul perbedaan pendapat, dan itu wajar menurut saya. Perbedaan pendapat dan berselisih paham itu hal yang mutlak, tetapi bukan sebuah budaya yang harus diteegakkan apalagi meningkat menjadi tradisi didalam keluarga.

Keluarga manapun tidak terlepas dari apa yang dinamakan pertengkaran, perdebatan, bahkan yang lebih parah adalah permusuhan dua pihak yang mengapit kesatuan keluarga kecil ini. Akibatnya, sering berpengaruh pada hubungan pernikahan, yang fatalnya berujung perceraian.

Sekecil apapun atau sebesar apapun kesatuan keluarga itu, menghindari perselisihan panjang sangatlah penting, mengingat kesatuan keluarga ini terdiri dari berbagai prinsip perbedaan, yang berusaha dipersatukan melalui pernikahan anak, cucu, atau saudara kita.

Karena itu, budaya maaf merupakan hal yang paling baik dalam sebuah ikatan keluarga. Siapa pun akan bertengkar, tetapi alangkah baiknya, kita segera memberi maaf kepada orang yang melakukan kesalahan kepada kita, sebaliknya meminta maaf ketika berbuat salah.

Mungkin, mudah mengatakan, dan sulit melaksanakan. Tetapi tidak sedikit orang atau keluarga bertahan lama hingga akhir hayat hanya karena “maaf”. Bagi sebagian orang kata maaf tidaklah cukup untuk menebus sebuah kesalahan. Ya, itu benar, tetapi yang keliru, tidak memberi atau memberi maaf tetepi bersyarat rumit, misalnya  saja dimaafkan atas menuruti semua keinginan pemberi maaf.

Perlu diingkat dan kita harus ingat, antara peminta maaf dan pemberi maaf sama-sama manusia. Manusi bukanlah malaikat yang selamanya diam dan mencatat segala perbuatan baik dan buruk, juga bukan iblid yang gemar membuat kerusakan dan kesalahan. Tetapi, sepanjang masih manusia, baik dan buruk pun selalu mengawal kehidupan manusia, dan maaflah yang mampu meringankan beban pikiran.

Dalam lingkup keluarga kecil, misalnya seorang anak melakukan kesalahan, maka ajarkanlah kepada anak untuk terbiasa meminta maaf dan mengingatkan lebih hati-hati agar tidak melakukan kesalahan, lalu maafkanlah kesalahannya, karena biar bagaimana pun nakalnya seorang anak, mereka adalah darah daging keluarga, bahkan salah satu nyawa dari kelangsungan keluarga itu.

Seorang suami melakukan kesalahan kepada istri, budayakanlah meminta maaf, dan memberi maaf. Begitu pun sebaliknya, ibu melakukan kesalahan, budayakan meminta maaf kepadan suami dan memberi maaf kepada suami, atau anak melakukan kesalahan, meski anak belum meminta maaf, budayakanlah meminta maaf dari anak.

Tidak salah jika orang tua minta maaf kepada anak, dan anak lebih wajib memberi maaf bila orang tua minta maaf. Tidak ada yang salah, justru ini akan menjadikan keluarga itu lebih baik dan berwibawa dimasyarakat. Tidak hanya anak yang harus dituntut minta maaf, tetepi orang tua juga demikian, karena biar bagaimana pun, sukses gagalnya anak adalah cerminan sukses-gagalnya orang tua memberi pendidikan.

Budaya maaf sangat penting. Karena itu, saya mengajak semuanya, mari budayakan maaf mulai dari diri kita, meminta maaf dan memaafkan orang lain, karena yang demikian itu adalah lebih baik, dan kita akan menjadi lebih baik dimasyarakat.

Kita akan disenangi banyak orang karena kita begitu ramah dan murah memaafkan, kemana saja kita berada, kita selalu merasa damai karena hati dan jiwa kita tertanam budaya memberi maaf, sehingga apapun yang kita kerjakan membawa manfaat bukan hanya diri sendiri tetapi juga keluarga.

Memberi dan meminta maaf kepada tetangga atau teman sekantor, merupakan cerminan bahagianya sebuah keluarga. Karena umunya, sifat utama masyarakat adalah sifat dalam rumah tangganya sendiri.



0 Responses to "Budaya Minta Maaf Dalam Keluarga"

Leave a Reply